Jumat, 24 Desember 2010

Ruwatan dalam tradisi jawa, madura, bali

 sang dalang kandha buwana

Ruwatan merupakan sebuah tradisi jawa dimana menurut mitos bertujuan untuk membebaskan orang, komunitas, kelompok, bahkan negara dari mara bahaya.

inti dari ruwatan adalah do'a yang dipanjatkan kepada Allah S.W.T agar di beri perlindungan lahir maupun batin.

orang jawa beranggapan bahwa melalui upacara-upacara tradisinal ini mereka dapat secara langsung meminta dan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa .

dari articel yang saya ambil dari wikipedia mengenai makna yang terdapat pada ruwatan adalah:
"mbale'ake neng keadaan sedurunge" ( mengembalikan kembali keadaan menjadi seperti sebelumnya)

sejarah ruwatan berasal dari cerita etos pewayangan yaitu Murwakala.


Ruwantan juga memerlukan sesajen untuk melakukan kegiatan Ruwatan tersebut.

tujuan dari sajen adalah mengungkapkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghidarkan dari mara bahaya

Sejarah sajen/sesaji ini adalah "Tradisi sesajen wis ana kawit pertama menungsa ana neng bumi" (dari pertama manusia ada di muka bumi) yang berarti sajen ada ketika manusia ada di muka bumi ini "wawllahualam"

sesajen yang di gunakansebagai media adalah: 

* tetuwuhan
* api ( kemenyan ) yang akan i gunakan sang dalang sangga buwana 
* kain mori putih 3 meter ( saebagai alas tempat duduk sang dalang )
* macam-macam nasi antara lain;
    * nasi golong
    * nasi wuduk 
    * nasi kuning
* gawangan kelir
* bermacam-macam jenang : jenang merah, putih, kaleh, baro-baro (aneka bubur)
* jajan pasar
* sata kewan (hewan) sepasang ayam jawa, sepasang bebk, & sepasang burung dara.
* sajen guwangan (sesaji yang di buang /dilarung)
* air yang digunakan untuk mandi bagi yang diruwat. 
Yang menjadi tadah kala mangsa bhatara kala  (makanan dari sangraksasa) adalah:

1. Ontang-Anting, yaitu anak tunggal laki-laki atau perempuan

2. Uger-Uger Lawang, yaitu dua orang anak yang kedua-duanya laki-laki dengan catatan tidak anak yang meninggal

3. Sendhang Kapit Pancuran, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu laki-laki sedang anak yang ke 2 perempuan

4. Pancuran Kapit Sendhang, yaitu 3 orang anak, yang sulung dan yang bungsu perempuan sedang anak yang  ke 2 laki-laki

5. Anak Bungkus, yaitu anak yang ketika lahirnya masih terbungkus oleh selaput pembungkus bayi ( placenta )

6. Anak Kembar, yaitu dua orang kembar putra atau kembar putri atau kembar "dampit" yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan ( yang lahir pada saat bersamaan )

7. Kembang Sepasang, yaitu sepasang bunga yaitu dua orang anak yang kedua-duanya perempuan

8. Kendhana-Kendhini, yaitu dua orang anak sekandung terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan

9. Saramba, yaitu 4 orang anak yang semuanya laki-laki

10. Srimpi, yaitu 4 orang anak yang semuanya perempuan

11. Mancalaputra atau Pandawa, yaitu 5 orang anakyang semuanya laki-laki

12. Mancalaputri, yaitu 5 orang anak yang semuanya perempuan

13. Pipilan, yaitu 5 orang anak yang terdiri dari 4 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki

14. Padangan, yaitu 5 orang anak yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 1 orang anak perempuan

15. Julung Pujud, yaitu anak yang lahir saat matahari terbenam

16. Julung Wangi, yaitu anak yang lahir bersamaan dengan terbitnya matahari

17. Julung Sungsang, yaitu anak yang lahir tepat jam 12 siang

18. Tiba Ungker, yaitu anak yang lahir, kemudian meninggal

19. Jempina, yaitu anak yang baru berumur 7 bulan dalam kandungan sudah lahir

20. Tiba Sampir, yaitu anak yang lahir berkalung usus

21. Margana, yaitu anak yang lahir dalam perjalanan

22. Wahana, yaitu anak yang lahir dihalaman atau pekarangan rumah

23. Siwah atau Salewah, yaitu anak yang dilahirkan dengan memiliki kulit dua macem warna, misalnya hitam dan putih

24. Bule, yaitu anak yang dilahirkan berkulit dan berambut putih " bule "

25. Kresna, yaitu anak yang dilahirkan memiliki kulit hitam

26. Walika, yaitu anak yang dilahirkan berwujud bajang atau kerdil

27. Wungkuk, yaitu anak yang dilahirkan dengan punggung bengkok

28. Dengkak, yaitu anak yang dilahirkan dengan punggung menonjol, seperti punggung onta

29. Wujil, yaitu anak yang lahir dengan badan cebol atau pendek

30. Lawang Menga, yaitu anak yang dilahirkan bersamaan keluarnya " Candikala " yaitu ketika warna langit merah kekuning-kuningan

31. Made, yaitu anak yang lahir tanpa alas ( tikar )

32. Orang yang ketika menanak nasi, merobohkan " Dandhang " ( tempat menanak nasi )

33. Memecahkan " Pipisan " dan mematahkan " Gandik " ( alat landasan dan batu penggiling untuk menghaluskan ramu-ramuan obat tradisional

34. Orang yang bertempat tinggal di dalam rumah yang tak ada " tutup keyongnya "

35. Orang tidur di atas kasur tanpa sprei ( penutup kasur )

36. Orang yang membuat pepajangan atau dekorasi tanpa samir atau daun pisang

37. Orang yang memiliki lumbung atau gudang tempat penyimpanan padi dan kopra tanpa diberi alas dan atap

38. Orang yang menempatkan barang di suatu tempat ( dandhang - misalnya ) tanpa ada tutupnya

39. Orang yang membuat kutu masih hidup

40. Orang yang berdiri ditengah-tengah pintu

41. Orang yang duduk didepan ( ambang ) pintu

42. Orang yang selalu bertopang dagu

43. Orang yang gemar membakar kulit bawang

44. Orang yang mengadu suatu wadah atau tempat ( misalnya dandhang diadu dengan dandhang )

45. Orang yang senang membakar rambut

46. Orang yang senang membakar tikar dengan bambu ( galar )

47. Orang yang senang membakar kayu pohon " kelor "

48. Orang yang senang membakar tulang

49. Orang yang senang menyapu sampah tanpa dibuang atau dibakar sekaligus

50. Orang yang suka membuang garam

51. Orang yang senang membuang sampah lewat jendela

52. Orang yang senang membuang sampah atau kotoran dibawah ( dikolong ) tempat tidur

53. Orang yang tidur pada waktu matahari terbit

54. Orang yang tidur pada waktu matahari terbenam ( wayah surup )

55. Orang yang memanjat pohon disiang hari bolong atau jam 12 siang ( wayah bedhug )

56. Orang yang tidur diwaktu siang hari bolong jam 12 siang

57. Orang yang menanak nasi, kemuadian ditinggal pergi ketetangga

58. Orang yang suka mengaku hak orang lain

59. Orang yang suka meninggalkan beras di dalam " lesung " ( tempat penumbuk nasi )

60. Orang yang lengah, sehingga merobohkan jemuran " wijen " ( biji-bijian ) 


Selesai upacara ngruwat, bambu gading yang berjumlah lima ros ditanam pada kempat ujung rumah disertai empluk (tempayan kecil) yang berisi kacang hijau , kedelai hitam, ikan asin, kluwak, kemiri, telur ayam dan uang dengan diiringi doa mohon keselamatan dan kesejahteraan serta agar tercapai apa yang dicita citakan.

mungkin itu adalah secarik article yang mungkin saya buat dalam rangka mengisi waktu luang 
jika ada kata-kata yang salah maupun info yang kurng tepat mohon di maafkan ...............

Tidak ada komentar: